SUKAMARA – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Sukamara terus berkontribusi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional sebagai bagian dari Asta Cita Presiden RI. Sebanyak 5 hektar lahan produktif telah dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan yang dikelola oleh warga binaan pemasyarakatan (WBP) bersama petugas lapas, Rabu (11/2).
Dari total luas lahan tersebut, 3 hektar ditanami 6.000 bibit jagung, sementara 1,5 hektar difokuskan untuk budidaya cabai. Selain itu, lahan seluas 5.000 meter persegi digunakan untuk menanam berbagai jenis sayuran seperti terong, timun, dan tomat. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas pangan sekaligus membekali WBP dengan keterampilan pertanian sebagai bagian dari pembinaan kemandirian.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Tengah, I Putu Murdiana, mengapresiasi inisiatif Lapas Sukamara dalam mengelola lahan produktif guna mendukung ketahanan pangan.
“Pemanfaatan lahan produktif di Lapas Sukamara adalah bentuk nyata kontribusi pemasyarakatan dalam mendukung program ketahanan pangan nasional sesuai Asta Cita Presiden RI. Dengan luas 5 hektar yang telah ditanami berbagai komoditas, kita tidak hanya berkontribusi terhadap ketersediaan pangan, tetapi juga membekali warga binaan dengan keterampilan yang dapat mereka manfaatkan setelah bebas nantinya,” ujar I Putu Murdiana.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemanfaatan lahan produktif di lingkungan pemasyarakatan akan terus dikembangkan sebagai bentuk peran aktif Ditjenpas Kalteng dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan mendorong kemandirian bagi WBP.
“Dengan adanya program ini, diharapkan hasil panen dari lahan produktif Lapas Sukamara dapat memberikan manfaat nyata, baik bagi warga binaan, masyarakat sekitar, maupun dalam menjaga stabilitas pangan nasional,” tambahnya.
Kepala Lapas Kelas III Sukamara, Joko Prayitno, menyatakan bahwa program ini telah membawa dampak positif bagi warga binaan.
“Kegiatan pertanian ini menjadi bagian dari pembinaan kemandirian bagi warga binaan. Mereka diberikan pelatihan bercocok tanam, mulai dari teknik penanaman, perawatan, hingga panen. Harapannya, setelah bebas nanti, mereka dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk kehidupan yang lebih baik,” ungkap Joko Prayitno.
Dengan adanya program ini, I Putu Murdiana berharap Lapas Kelas III Sukamara dapat terus berperan dalam mendukung pembangunan nasional serta menjadi contoh bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Kalimantan Tengah dalam sektor ketahanan pangan. pungkasnya.[Apri]

